EKSISTENSIAL DOA. Kondisi eksistensial manusia dalam doa adalah permohonan hamba kepada Tuhan agar memperoleh anugerah pemeliharaan dan pertolongan dengan cara menyatakan kerendahan diri dan ketundukan kepada-Nya. Bagi sebagian orang yang cenderung mengedepankan sisi rasionalitas yang ada dalam dirinya, doa hanyalah sebatas “angan-angan” dimana ia merupakan ungkapan hati yang tidak ada hubungannya dengan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam menjalani kehidupan.
Dirasa atau tidak, salah satu keadaan terbaik dalam kehidupan ini adalah ketidakpastian. Mengapa? Pertama, karena tanpa keadaan seperti itu, manusia akan sangat sulit untuk berterima kasih dengan apapun yang telah dia miliki. Dalam hal umur misalnya, ketika manusia sudah mengetahui di umur yang keberapa dia meninggal, maka kemungkinan terbesar yang akan dilakukan manusia tersebut adalah berfoya-foya di 80% hidupnya dan baru ketika kurang 2 tahun dia meninggal, dia berlomba-lomba dalam kebaikan. Hal itu bisa dibayangkan, bagaimana jadinya dunia ini jika semua manusia dalam 80% hidupnya bertindak semaunya tanpa adanya sesuatu yang dia takuti, toh mayoritas penduduk dunia adalah orang-orang yang beragama.
Mengenal doa dengan model eksistensial (hidup dalam kuasa Tuhan) Menyerahkan keberadaan diri sepenuhnya dalam kesatuan dengan meyakini dan taat kepada perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Berusaha, bersyukur, memperbaiki diri dengan terus melibatkan tuhan disaat kita akan melakukan sesuatu. Tidak selalu terungkap dalam kata-kata namun senantiasa menyebut dalam batin disertai dengan perbuatan yang baik. Maka setiap detik kehidupan kita haruslah berdoa. Libatkan terus Tuhan. Itulah eksistensial dalam doa. Orang yg level ini berarti sinyal kepada Tuhan sangat kuat. Tuhan mewarnai eksistensi kehidupan kita sehari hari. ( Muhammad Furqon, S.Sos )